Inikah Pelayanan Birokrasi Pemerintah Indonesia?


Hari Kamis, 27 Oktober 2011, sehari sebelum perayaan hari Sumpah Pemuda. Saat itu masih pukul 13.00, tapi langit sudah beranjak gelap. Mendung telah menyelimuti Kota Bungaku. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun, gumamku.

Aku bersama tiga temnaku lainnya tetap semangat menjalankan tugas penelitian untuk Matakuliah Migrasi Internasional. Kami bergegas pergi menuju ke suatu blok perkantoran.  Kurang lebih 15-20 menit sepeda motor kami belok pada area parkir yang sangat luas. Berdiri dengan gagahnya gedung-gedung megah berwarna abu-abu muda di tengah sawah nan menghijau. Aku bayar parkir Rp 1000,00 kepada tukang parkir tersebut. “Kenapa gak gratis ya? Padahal ini kan instansi pemerintah”, gumamku lagi. Aku parkirkan sepeda motorku di deretan depan, begitu pula sepeda temanku.

Dengan gaya sok mahasiswa, aku dan tiga temanku melangkah memasuki gedung megah itu. Lampu neon berbinar menghiasi ruangan besar di lantai 1 yang sudah sepi pengunjung. Aku menuju ke bagian security. “Bagian Disnakersos di mana, Pak?” tanyaku pada salah seorang yang duduk di tempat security. “Di lantai 3 Gedung B, Dik” jawab bapak tersebut dengan singkat. “Terimakasih Pak.” Kataku sambil tersenyum, meski senyumku tak berbalas.

Lalu, kami menelusuri jalanan ruangan itu, kaluar, kemudian menuju ke gedung yang bertuliskan huruf “B” dengan sangat besar di bagian atasnya. Kami masuk, lalu mencari sesuatu untuk memudahkan kami menuju lantai 3. Ya, kami mencari lift, namun tidak kami temukan. Akhirnya kami menaiki satu persatu anak tangga, hingga akhirnya sampai di lantai 3.

Lantai 3 sudah sepi, lengang. Entah hari itu hari libur pegawai, atau apalah, kami tak mengerti. Dari tangga, kami belok kiri, lalu belok kanan. Akhirnya kami menemukan orang-orang disuatu ruangan. Sepertinya kami adalah makhluk aneh yang salah memasuki ruangan tersebut. Tapi kami tetap nekat memasuki ruangan tersebut, dan menemui salah seorang yang mau berbicara dengan kami.

Kami utarakan maksud dan tujuan kami. Lalu, orang itu mengernyitkan dahi. Dan bilang, “Hari Senin kesini lagi saja, Dik” kata orang yang tak mau mengungkapkan identitasnya itu setelah kami tanya. Tapi kami tetap tersenyum, dan mengucapkan terimakasih. Mungkin orang-orang di sini takut dengan “mahasiswa”.

Kami kembali ke gedung utama. Ada tulisan yang aku lupa tidak mencatatnya, tapi aku ingat intinya yaitu “Kepuasan pelanggan adalah yang kepuasan kami”. Kemudian ada tulisan juga, Kantor buka s.d jam 14.30. Banyak loket berjajar di sana. Dari loket 1, sampai loket 19 (kalau aku tidak salah ingat, pokoknya banget banget). Saat itu, jam masih menunjukkan pukul 13.30. Salah seorang temanku, Genida, ingin mengambil aktenya. Maka aku antar dia menuju salah satu dari beberapa kecil loket yang masih belum memasang tulisan “TUTUP” di depannya.

“Permisi, Pak. Saya mau ambil akte, ini bon nya” kataku sambil menyodorkan bon. Tanpa bicara sepatah katapun si Bapak yang memakai baju batik itu hanya menggelengkan kepala, dan lagi-lagi tanpa senyum. Aku masih belum tahu artinya itu apa.

Aku hanya menduga, mungkin aku salah masuk loket. Lalu aku bertanya lagi, “Maksud Bapak saya harus ke loket sebelah?”. Tetap saja, dia hanya menggelengkan kepala. Lalu, aku berpikir apakah Bapak ini marah sama aku, sehingga tak mau bicara denganku, atau memang bapak ini TUNA WICARA atau mungkin TUNA RUNGU?

“Pak, SUDAH TUTUP KAH?” tanyaku dengan suara yang agak keras. “Iya, Mbak”, jawabnya sambil sedikit membelalakkan mata. Akhirnya aku tahu apa maksud dari gelengan kepala si Bapak penjaga loket itu.
“Bukannya tutup jam …” belum selesai aku bicara, si Bapak dengan agak menyolot berkata, “TUTUPNYA JAM SETENGAH DUA, MBAK”

Tanpa terimakasih dan sambil menggerutu,, aku tinggalkan Bapak si penjaga loket itu. Padahal tadi di banner pintu masuk tertulis Pelayanan s.d jam 14.30. tapi jam 13.30 sudah TIDAK MELAYANI. Pantas saja,  sudah tidak ada orang lalu lalang mengurusi berkas-berkas. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam. Jadi ini wajah PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAH INDONESIA.

Kepanjen, 27 Oktober 2011

Komentar

Postingan Populer